Rabu, 23 Mac 2011

KISAH KEMATIAN NABI ALLAH ADAM a.s

Kisah ini memberitakan kepada kita tentang saat-saat terakhir kehidupan bapa kita Adam dan keadaannya pada saat sakaratul maut. Para Malaikat memandikannya, memberinya wangi- wangian, mengkafaninya, menggali kuburnya, mensolatkannya, menguburkannya dan menimbunnya dengan tanah. Mereka melakukan itu untuk memberikan pengajaran kepada anak cucu sesudahnya, tentang bagaimana cara menangani orang mati.

NAS HADIS

Dari Uttiy bin Dhamurah As-Sa'di berkata, "Aku melihat seorang Syaikh di Madinah sedang berbicara. Lalu aku bertanya tentangnya." Mereka menjawab, "Itu adalah Ubay bin Kaab." Ubay berkata, "Ketika maut datang menjemput Adam, dia berkata kepada anak-anaknya, 'Wahai anak-anakku, aku ingin makan buah Syurga." Lalu anak-anaknya pergi mencari untuknya. Mereka disambut oleh para Malaikat yang telah membawa kafan Adam dan wangian untuknya. Mereka juga membawa kapak, sekop, dan cangkul.
Para Malaikat bertanya, "Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari? Atau apa yang kalian mahu? Dan ke mana kamu semua hendak pergi?" Mereka menjawab, "Bapa kami sakit, dia ingin makan buah dari Syurga." Para Malaikat menjawab, "Pulanglah, karena ketetapan untuk bapa kamu telah tiba." Lalu para Malaikat datang. Hawa melihat dan mengenali mereka, maka dia berlindung kepada Adam. Adam berkata kepada Hawa, "Menjauhlah dariku. Aku pernah melakukan kesalahan karanamu. Biarkan aku dengan Malaikat Tuhanku Tabaraka wa Taala." Lalu para Malaikat mencabut nyawanya, memandikannya, mengkafaninya, memberinya wangian, menyiapkan kuburnya dengan membuat liang lahad di kuburnya, mensolatinya. Mereka masuk ke kuburnya dan meletakkan Adam di dalamnya, lalu mereka meletakkan bata di atasnya. Kemudian mereka keluar dari kubur, mereka menimbunnya dengan batu. Lalu mereka berkata, "Wahai Bani Adam, ini adalah sunnah kalian."

TAKHRIJ HADIS

- Hadis ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaidul Musnad, 5/136.
- Ibnu Katsir setelah menyebutkan hadis ini berkata, "Sanadnya shahih kepadanya." (Yakni kepada Ubay bin Kaab). Al-Bidayah wan Nihayah, 1/98.
- Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad. Rawi-rawinya adalah rawi-rawi hadis shahih, kecuali Uttiy bin Dhamurah. Dia adalah rawi tsiqah." Majmauz Zawaid, 8/199.

Hadis ini walaupun mauquf (sanadnya tidak sampai pada Rasullullah S.A.W ) pada Ubay bin Kaab, tetapi mempunyai kekuatan hadis marfu’, karena perkara seperti ini tidak membuka peluang bagi akal untuk mengakalinya.

bersambung

SUMBER ; Kisah-Kisah Sahih Dalam Al-Quran & Sunnah karangan Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqor

Tiada ulasan:

Catat Ulasan